Dokumen pribadi

Saya yakin, ada banyak sekali alasan orang-orang aktif menulis blog. Tentu, bukan hanya karena hobi menulis ataupun tempat curhat agar mental tetap sehat, melainkan juga karena kebutuhan, pengetahuan, ataupun ketidaksengajaan. Di balik beragamnya alasan tersebut, ada fungsi dan tujuan yang bervariasi pula dari tiap-tiap blogger. 

Saya sendiri punya alasan yang terbilang aneh saat akhirnya memutuskan untuk aktif kembali menulis blog. Perjalanan blogging saya yang sebelumnya sudah saya ceritakan di sini, menimbulkan kontemplasi baru kenapa dan untuk apa saya menyeriusi bidang ini. Dulu saat SMP, blog adalah wadah bagi saya untuk latihan menulis cerpen, prosa, dan puisi. Setelah bertahun-tahun vakum, blog akhirnya kembali lahir yang diawali dengan ketidaksengajaan, kepepet, dan ngirit. Kok bisa?


Berawal dari Membuat Undangan Pernikahan Website Sendiri

Tahun lalu, saat saya dan suami mempersiapkan pernikahan, saya masih cukup kesulitan mencari undangan pernikahan website yang cocok dengan selera dan dompet. Tahun lalu yang saya tahu, harga undangan website masih tiga ratus ribuan. Itu pun yang paket basic. Karena kami juga kepepet waktu dan bingung untuk mencari dan memilih, kami akhirnya memutuskan untuk buat sendiri, padahal kami bukan anak IT. 

Hal pertama yang kami lakukan adalah membeli domain .com (agar website-nya terlihat ciamik tanpa tampilan alamat blogspot.com hehe). Harga domain pun terbilang murah. Setelah domain dibeli, kami memutuskan membuat nama arridlaid sebagai alamat website. Lalu, sebagai isi undangannya, kami cari dari template gratis yang tersedia di blogspot, tentu dengan tambahan variasi dan pencarian kode HTML sana-sini agar terlihat lebih hidup dan cantik. Saat itu, suami mencari kode HTML untuk menambahkan waktu hitung mundur, embed peta lokasi, lagu otomatis, kolom komentar cantik, dan lain-lain. Sayang sekali undangannya sudah hilang dan tak saya dokumentasikan karena template-nya berganti menjadi yang sekarang. Karena akan sia-sia jika website ini hanya digunakan untuk undangan, kami putuskan mengubahnya menjadi lahan produktif saya, meski sempat lama tak saya urus karena malas dan bingung..

Foto saya dan suami yang digambar menjadi ilustrasi
 (tepat satu tahun saat postingan ini ditulis; 31 Oktober)

Hampir Setiap Malam Mengalami Mimpi Belajar di Sekolah 

Seiring berjalannya waktu, saya mulai menemukan komunitas blog dan mulai termotivasi untuk menghidupkan blog saya. Namun, saat itu masih saya isi dengan cerita-cerita ringan berupa opini dan ulasan. Hingga di suatu waktu yang terjadi selama berminggu-minggu, saya bermimpi sedang belajar di sekolah (kadang SMP, SMA, kuliah) nyaris setiap malam. Tak jarang, di dalam mimpi, saya harus menjawab soal dan pertanyaan guru yang berakhir dengan kecewa karena saya tak mampu menjawab soal-soal itu. Awal-awal sih berasa nostalgia karena kembali belajar di bangku sekolah dan bertemu kawan-kawan. Namun, lama-lama, saya merasa capek juga. Saya sampai berpikir, apakah ini sinyal agar saya kembali aktif belajar? Apakah saya rindu sekolah formal? Apakah ada sesuatu yang belum tuntas dan puas saya selesaikan?   

Setelah berminggu-minggu mimpi itu terulang, saya memutuskan untuk kembali aktif dan rutin membaca buku (karena semenjak menikah, membaca hanya dilakukan saat ada mood hehe). Saya coba menulis ulasan buku tersebut dan menulis ulang hasil bacaan saya. Selain membaca buku, saya juga coba mencari webinar yang berisi dan bergizi. Ilmu yang saya dapatkan, saya coba untuk ditulis ulang. Dalam proses membaca dan mendengarkan itu, saya coba diskusikan dengan suami jika ada hal-hal yang tak saya mengerti atau kurang puas bagi saya (yang akhirnya muncullah podcast Ruang Suara Ikfi hehe). Semua proses tersebut saya jalani semata untuk belajar dengan teknik membaca, menulis, dan berdiskusi. Dan, salah satu media belajar saya adalah blog ini. Meski tidak duduk di kelas dan mendengarkan penjelasan dosen, rindu saya cukup terobati dan mimpi belajar di sekolah pun perlahan mulai jarang menghampiri hehe. 

Ilustrasi bermimpi (Gambar oleh æ„šæœ¨æ··æ ª Cdd20 dari Pixabay )


Sebagai Alat Terapi Tersendiri (Self Healing)

Di tengah usaha saya kembali berproses untuk belajar intensif, saya diuji oleh suatu hal. Ada satu gejala penyakit yang diduga saya alami kala itu (dan masih saya rasakan hingga saat ini). Sayangnya, penyakit ini masih tabu dan belum banyak diketahui dan dipahami oleh orang-orang. Saat itu, saya down, menangis, dan tak henti-hentinya menyalahkan diri. Saya bingung dan putus asa. Sayangnya lagi, semua hal yang berkaitan dengan itu, saat orang-orang tak mengalaminya dan justru mengumbar 'kebahagiaan'nya, membuat saya makin berkecil hati dan marah. Saya bahkan marah pada mereka yang sebenarnya tak salah. Perasaan-perasaan tersebut saya alami cukup lama hingga berpengaruh juga pada kesehatan fisik saya. Saat itu, saya lebih sering pusing dan mual. 

Akhirnya, saya mencari tahu seputar gejala tersebut dan alhamdulillah menemukan titik terang. Saya masuk dalam grup penyintas, mulai banyak paham tentang gejala yang saya alami, cara menangani mental yang sempat goyah hingga cara menyembuhkan gejala penyakitnya. Mungkin ini terdengar berlebihan bagi orang-orang yang tak mengalaminya. Namun, ternyata, ada banyak penyintas yang semenjak mengalami gejala yang sama, juga berpengaruh pada perasaannya yang ikut tergoncang, mengalami kalut dan sedih, bingung, takut, bahkan memiliki rasa cemas berlebih.

Alhamdulillahnya, saya dianugerahi suami yang sabar dan pengertian. Selain sedang berusaha menyembuhkan gejala yang saya rasakan ini, saya juga berusaha untuk mengontrol hati dan pikiran saya, misalnya dengan menyibukkan diri untuk berpikir dan melakukan hal-hal positif, yang salah satu medianya adalah blog ini. Menyusun jadwal dan konten apa lagi yang akan saya tulis di blog, cukup membantu mengarahkan pikiran saya untuk meminimalisasi overthinking. Lewat blog pula, saya merasa bisa mengasah kemampuan menulis saya agar saya tak lagi merasa berkecil hati akibat gejala yang saya alami. Insyaallah, jika sudah sembuh, akan saya ceritakan dan saya bagikan di blog. Mohon doanya, ya.

Ilustrasi kesehatan mental (Gambar oleh Tumisu dari Pixabay)


Pekerjaan yang Menyenangkan

Karena blog sudah mulai diseriusi, saya mulai menata dan merenovasi blog saya, yang juga didukung oleh suami. Aktivitas blogging ini adalah wadah kerja dari sisi idealis saya untuk mencurahkan pikiran saya secara bebas. Di samping itu, dua bulan lalu, alhamdulillah blog ini di-acc oleh google adsense. Meski memang masih baru, semoga hobi yang saya tekuni ini dapat menghasilkan feedback juga bagi saya. Saat ini saya masih terus mengoptimalkan kinerja blog meski progress-nya cukup lambat hehe. Bagi saya, hal ini adalah bonus. (Tapi jangan lupa klik iklannya ya hehehe)

 

Blog arridlaid. Dokumen pribadi

Dari pengalaman unik dan aneh ini, saya mulai menyadari satu hal. Blog ini bukan hanya sebatas media saya untuk membagikan pikiran dan pengalaman, melainkan juga sebagai rumah saya. Rumah online yang dibangun dengan visi-misi, cinta, dan harapan. Wadah bagi saya untuk menata sekaligus menyimpan pikiran dan perasaan. Selain sebagai tempat rehat sekaligus tempat kerja bagi pikiran-pikiran saya, semoga rumah online ini bisa membuat nyaman dan betah bagi pengunjung yang datang.  

Terima kasih sudah berkunjung! Jangan lupa kembali mampir dan tinggalkan oleh-olehmu dengan memberi jejak komentar. ^^ 

By the way, selamat hari blogger! Meski telat hehe. 

Related Posts