betah puasa seharian di rumah

Waktu kecil dulu, kegiatan-kegiatan Ramadan yang ada di madrasah agama hingga sekolah, mewajibkan semua murid untuk ikut serta. Kegiatan-kegiatan itu dibuat dalam rangka mendidik sekaligus memeriahkan puasa para siswanya. Berbagai acara (yang berkaitan dengan ibadah di bulan Ramadan) digelar, target-target pun disusun. Di masa-masa ini, kita mulai paham betapa istimewanya bulan Ramadan, betapa rugi jika kita tidak ikut berlomba dalam melakukan kebaikan, betapa seru berkumpul dan berbuka puasa bersama, belajar mengaji bersama, dan sebagainya. Masa-masa ini adalah masa penting dalam menanamkan makna puasa dan Ramadan kepada anak-anak.

Menjelang besar, saat itu giliran saya yang 'mengurus' anak kecil. Saya yang menyusun jadwal, membuat agenda, dan menjadi rekan berbagi mereka. Di samping tugas 'mengasuh', saya juga dapat tugas belajar. Jadi, saat itu, saya dan kawan sebaya lainnya mendapat dua tugas sekaligus. Momen ini berlangsung sekira saat saya SMA. 

Memasuki bangku kuliah, aktivitas saya selama bulan Ramadan pun tidak jauh berbeda, meski saat itu rekan berbaginya tak lagi anak kecil. Saya dan teman-teman kampus bertemu dari berbagai jurusan dan fakultas, saling berbagi ilmu dan belajar ilmu-ilmu fardu 'ain. Hampir bisa dipastikan, selama masa kuliah ini, saya jarang berada di kosan. Waktu berbuka dan tarawih sering saya sempatkan di masjid kampus. Apakah saya terlampau rajin dan alim? Tidak. Berbuka bersama di masjid sebenarnya membuat dompet saya bergembira karena pasti mendapat santapan berbuka gratis. Setelah tarawih, biasanya saya perlu mengurus suatu urusan dari salah satu komunitas di bawah naungan DKM masjid, dan saya pun biasanya mendapat nasi kotak utuh yang khusus disediakan untuk para pengurus, kadang-kadang juga nasi kotak utuh yang sisa dari antrean jemaah. Hehehe lumayan. Sambil menyelam minum air. Meski begitu, di waktu-waktu tertentu, saya tetap menyukai aktivitas berdiam diri di kosan sambil mempersiapkan hidangan berbuka yang saya suka.

Semakin besar, aktivitas di luar rumah rasanya membuat saya begitu cepat merasa lelah. Terlebih saat saya telah menikah. Karena mungkin dahulu saya telah kenyang melakukan kegiatan di luar rumah saat bulan Ramadan, aktivitas di rumah kini menjadi aktivitas baru yang menyenangkan. Selain mengurus pekerjaan domestik, saya merasa lebih banyak waktu me time. Target-target mulai disusun dengan fokus, pekerjaan dan hobi terjalani dengan (agak) serius. 

Apakah berpuasa seharian di rumah akan membosankan dan tidur terus? Jawabannya, tentu tidak. Justru bagi saya, bulan Ramadan dapat meningkatkan produktifitas. Selain dengan target ibadah yang perlu diselesaikan karena bulan ini adalah bulan kesempatan, target-target lain pun bisa perlahan dikerjakan setiap hari. Misalnya, mengikuti program-program Ramadan yang seru, baik harian maupun tentatif, baik ramai maupun personal. Apalagi bagi mereka yang sibuk bekerja dari pagi hingga sore, meski secara work from home. Dengan begitu, waktu tak akan terbuang percuma, ibadah puasa pun menjadi lebih berkualitas. 

Bagaimana agar aktivitas di dalam rumah (yang sebenarnya sama-sama membuat capek) ini dapat terlaksana dengan baik tanpa merasa lapar dan haus hebat? Lakukanlah pola hidup sehat agar puasa selama bulan Ramadan terjalan lancar. Jangan lupa, pilihlah makanan yang tepat yang dapat menambah stamina dan kebugaran tubuh. Jika sudah berjalan secara efektif, kamu pasti akan merasakan waktu berjalan dengan cepat: perasaan tadi sahur, kok sekarang udah magrib lagi, ya? Meski sibuk di dalam rumah, tetap beristirahat dengan cukup, ya. Jangan kurang dan jangan berlebihan juga!


Related Posts